Ikan diskus lebih dikenal dengan sebutan raja ikan hias air tawar, ikan ini berasal dari pedalaman rimba Amazon Brasil. Diskus tergolong dalam keluarga Cichilidae dari genus Synphysodon. Ikan ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 1840 oleh seorang ichtyologist (serupa dengan sarjana perikanan) berkebangsaan Austria bernama Dr. Johan Jacob Heckel. Pada masa awal tersebut telah dapat diidentifikasi empat macam diskus yaitu:
1. Heckel Discus (Symphysodon discus Heckel), memiliki ciri khas yang membedakannya dengan diskus yang lain yaitu bar hitam vertikal kelima di tubuhnya lebih tebal daripada yang lain.
2. Brown Discus (Symphysodon aequifasciata axelrodi), ciri dari diskus ini adalah memiliki warna dominan antara kuning sampai coklat lemerahan. Garis-garis warna kebiruan kadang-kadang memotong dari kepala ke separuh badannya, tetapi kebanyakan corak garis tersebut hanya menghiasi bagian muka dan ujung-ujung siripnya.
3. Green Discus (Symphysodon aequifisciata aequifisciata), tubuh diskus ini memiliki warna dasar coklat pucat kehijauan yang dihiasi dengan bintik merah yang menyebar di sekujur tubuhnya.
4. Blue Striated discus (Symphysodon aequifisciata haraldi), memiliki tubuh yang berwarna kecoklatan dengan dihiasi garis-garis memanjang berwarna biru.
Untuk lebih jelasnya sistematika diskus red eagle sebagai berikut :
Ordo : Percomorphidei
Subordo : Percoidea
Famili : Cichidae
Genus : Symphysodon
Spesies : Symphysodon aequifisciata aequifisciata
Harga benih dan induk diskus saat ini masih tergolong mahal. Induk yang sedang mengerami rata-rata seharga Rp. 350.000 per pasang. Sementara harga benih tergantung ukurannya. Benih seukuran uang logam seratus rupiah berharga Rp. 40.000-50.000.
II. PEMIJAHAN DISKUS
A. Perawatan Calon Induk
Untuk pemijahan diskus terlebih dahulu disiapkan aquarium berkapasitas 135 liter atau berukuran panjnag 80 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 40 cm. Calon induk yang dipilih harus sehat, sisi tersusun rapi, sirip tidak cacat, bentuk tubuh bulat, gerakan wajar tidak menyentak-nyentak atau terlalu lamban serta mata menonjol wajar tidak melotot keluar. Ikan diskus akan mencapai dewasa kelamin selepas umur sembilan bulan. Diskus betina akan mencapai kematangan gonad lebih cepat daripada jantan. Pada usia 9 bulan diskus betina sudah dapat menghasilkan telur sedangkan jantan dapat membuahi telur pada umur 12-14 bulan. Pada usia 9 bulan tesebut dalam perkembangan yang normal diskus dapat mencapai ukuran 5 inci. Pada perawatan calon induk pemberian pakan dapat dilakukan sebanyak 3 kali sehari dengan cacing sutera atau jentik nyamuk.
B. Seleksi Induk
Untuk dapat membedakan jenis kelamin diskus, sebaiknya calon induk yang dipilih berasal dari tempat yang sama dan dipelihara secara bersama-sama. Perbedaan induk jantan dan betina dapat dilihat sebagai berikut :
1. Jantan
- bibir atas lebih menonjol daripada bibir bawah
- memiliki hidung yang bentuknya agak bengkok
- warna tubuh lebih cerah dan terang
- memiliki bentuk tubuh yang lebih besar
- memiliki organ genital berbentuk lebih membulat dengan panjang sekitar 1,5 mm
- sirip dorsal dan anal lebih panjang dan meruncing
- gerakan lebih refleks
2. Betina
- memiliki bibir yang simetris, sama besar antara bibir atas dan bawah
- memiliki hidung yang bentuknya lurus
- warna tubuh agak pucat
- memiliki tubuh yang lebih kecil dibandingkan jantan
- memiliki alat genital yang bentuknya agak lonjong dengan ujung menumpul dan panjang mencapai 3 mm
- memiliki sirip dorsal dan anal yang membulat.
C. Persiapan Pemijahan
Aquarium yang akan digunakan dalam pemijahan harus ditempatkan dalam ruangan yang tertutup dan gelap. Hal ini dilakukan dengan melihat sifat dasar discus yang menghendaki lingkungan yang tenang. Sebaiknya aquarium pemijahan diletakkan pada ketinggian 120 cm dari lantai. Persiapan pertama dalam pemijahan diskus ini adalah pembersihan aquarium yang akan digunakan, lumut-lumut yang menempel di kaca disikat sampai bersih dan aquarium disucihamakan dengan menggunkan larutan PK dengan dosis rendah. Letak aquarium harus dalam bidang yang datar, setelah itu masukkan air yang bersih usahakan air yang digunakan bukan dari air PAM. Ketinggian air dalam aquarium sebaiknya 3 cm di bawah bibir aquarium, hal ini dilakukan untuk menghindari tumpahan air kalau discus bergerak agak keras.s
Setelah aquarium diisi air, masukkan alat-alat yang diperlukan seperti alat penempel telur yang berupa pipa paralon berukuran 4 inci. Alat penempel telur ini sebaiknya diletakkan di tengah aquarium. Setelahs alat penempel telur, masukkan selang aerator bersih dengan diberi pemberat. Langkah selanjutnya adalah emmasang thermostat. Untuk melengkapi dalam pemijahan discus, sebaiknya disediakan lampu neon merah 10 watt. Induk yang telah dewasa dan berpasang-pasangan dimasukkan dalam aquarium sepasang demi sepasang, dimana pemindahannya dilakukan 2 bulan menjelang induk-induk akan berproduksi. Penggantian air sangat penting dalam persiapan pemijahan discus karena akan dapat membantu dalam meningkatkan nafsu makan discus sehingga mampu untuk mematangkan telur lebih cepat. Untuk mengganti air aquarium sebaiknya dilakukan setiap satu minggu sekali dengan cara membuang air sebanyak ¼ bagian.
D. Proses Pemijahan
Induk diskus yang sudah tiba waktunya bertelur akan mencari tempat yang dianggapnya cocok untuk tempat memijah, dalam 3 sampai 10 hari kemudian biasanya proses perkawinan mulai berlangsung. Hal tersebut ditandai dengan dimulainya ritual tarian. Pada saat tersebut warna tubuh diskus akan terlihat sangat intens, sirip-sirip mengembang penuh, dan mata terlihat berbinar. Di sela-sela tarian tersebut apabila telah menemukan tempat bertelur seperti pipa PVC, pot bunga, pecahan genting, atau keramik. Induk diskus akan membersihkan substrat-substrat tersebut sampai benar-benar bersih. Setelah dirasa cukup bersih, pasangan diskus akan mulai meletakkan telur-telurnya. Gejala tersebut dapat dilihat dengan keluarnya alat genital dan dilakukannya pergerakan-pergerakan vertikal sepanjang substrat. Setelah telur pertama diletakkan., diskus jantan akan membuahinya. Proses ini dilakukan terus menerus secara bergantian, seluruh proses ini dapat berlangsung selama beberapa jam. Telur-telur yang diletakkan di substrat berwarna kuning sampai kemerahan, dalam jumlah yang beragam. Induk betina biasanya menghasilkan telur 150-400 butir telur.
E. Penetasan Telur
Setelah proses pemijahan berakhir, pasangan diskus akan langsung menunggui telur-telurnya. Mereka akan mengipasi telur-telur tersebut dengan sirip dada untuk mencegah adanya kotoran ataupun spora jamur yang melekat. Selama menjaga telur-telurnya hingga menetas, induk diskus bisa memakan telur-telurnya. Hal ini akan dilakukan apabila mereka merasa terganggu. Jika secara naluri mereka memutuskan untuk membersihkan telur-telur dari kotoran mereka akan mengangkat telur tersebut dengan cara memakannya. Mengingat hal tersebut sebaiknya dalam pembudidayaan diskus, telur dan substrat dikurung dengan menggunakan anyaman kawat sehingga induk tidak dapat menjangkaunya tetapi masih bisa menjaganya. Kawat tersebut dibiarkan sampai telur-telur tersebut menetas. Dalam penetasan telur suhu yang diperlukan berkisar antara 300 C. Biasanya keberhasilan penetasan di dalam aquarium dapat mencapai 50-95 %. Telur-telur diskus akan menetas dalam tempo 48-60 jam sejak dibuahi. Berikut proses perkembangan telur hingga menjadi burayak :
1. 40 jam pertama
Pada tahap ini telur mulai menunjukkan perkembangannya dari semula berwarna kuning sampai merah transparan mulai terlihat bintik hitam tepat di tengahnya. Bintik hitam adalah bintik mata, hal ini menandakan bahwa telur tersebut terbuahi dengan baik. Telur yang tidak terbuahi akan tetap berwarna transparan yang kemudian akan memutih lalu membusuk. Pada tahap ini telur dalam keadaan kritis karena sangat rentan terhadap serangan jamur.
2. 52-55 jam pertama
Pada tahap ini telur-telur tersebut menetas. Awalnya kulit telur akan menipis, kemudian larva-larva yang telah berkembang penuh akan membuat gerakan seperti getaran halus, menembus membran kulit telur. Pada tahap ini bagian ekor larva terlihat mencuat keluar dan bergerak dengan motil. Larva-larva tersebut tetap melekat di substrat.
3. Hari keempat
Pada hari keempat telah terlihat kemajuan pada pertumbuhan larva, mereka terlihat lebih besar dari sebelumnya bagian yang melekat di substrat pun tinggal kepalanya saja. Pada tahap ini, sekalipun dibatasi kurungan induk diskus berhasil memindahkan larva baik sebagian atau seluruhnya. Umumnya mereka akan memilih tempat yang dinilai lebih aman bagi larva-larva tersebut. Busa filter spons atau kaca di bagian belakang aquarium dapat mesnjadi substrat untuk memindahkan larva.
4. Hari kelima
Pada hari kelima, aktivitas larva semakin meningkat. Sebelum hari kelima mereka menempel di substrat dalam posisi yang rapi tetapi kini mereka terlihat menumpuk dan sesekali terlempar dari kumpulannya dengan gerakan renang yang kacau. Pada tahap ini induk diskus akan sibuk mengumpulkan larva-larva dan mengembalikannya ke kumpulan mereka.
5. Hari keenam
Pada tahap ini larva sudah cukup kuat untuk berenang bebas. Dimulai dengan satu dua ekor yang mulai mencoba-coba hingga pada hitungan detik secara serempak mereka berterbangan dari substrat ke tubuh induknya. Induk diskus dengan sigap menyambut larva-larva tersebut dan menggiringnya untuk tetap berada di sektar mereka. Saat inilah mereka mulai mencicipi pakan pertama mereka yaitu lendir dari tubuh induknya.
F. Aturan Perkawinan
Ada beberapa jalur-jalur perkawinan yang dapat ditempuh untuk mendapatkan diskus yang berkwalitas seperti:
1. Cross-breeding
Cross-breeding sering disebut juga kawin silang. Biasanya digunakan dua jenis diskus yang berbeda dengan masing-masing keunggulannya. Bentuk tubuh, pola corak dan warna, dan keunggulan lainnya. Generasi pertama dari kawin silang ini akan menghasilkan diskus dengan tampilan yang beragam. Pada generasi pertama belum dicapai kestabilan gen.
2. Inbreeding
Inbreeding merupakan perkawinan sedarah. Artinya diskus dari satu anakan saling dikawinkan. Namun, setelah beberapa generasi sebaiknya inbreeding dihentikan karena dapat menyebabkan melemahnya kualitas gen. Hal tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya persentase anakan yang cacat, melemahnya daya tahan tubuh, melambatnya pematangan gonad, dan kerdilnya pertumbuhan.
3. Line-breeding
Digunakan untuk mengarahkan suatu ekspresi gen ke arah yang diinginkan sehingga gen tersebut akan semakin kuat. Caranya dalah dengan mengawinkan diskus dengan individu dari salah satu jalur generasi sebelumnya misalnya jalur kakek atau bapak.
4. Outbreeding
Merupakan cara yang dipakai untuk menguatkan strain yang sudah ampan tanpa resiko melemahkannya seperti pada inbreeding. Caranya adalah dengan mengawinkan satu jenis strain dengan strain yang sama tetapi dari jalur yang berbeda misalnya jalur sepupu. Dengan cara ini, gen pada strain tersebut akan terpelihara murni.
III. PEMELIHARAAN BURAYAK
Setelah selesai memindahkan anak-anaknya ke tempat yang lebih aman, induk akan menjaganya dengan penuh kasih sayang. Dengan gerakkannya untuk mengipasi anaknya menyebabkan kotoran yang menempel di badan anaknya dapat disingkirkan. Gerakan ini dapat menyejukkan benih-benih diskus dan menyediakan oksigen yang diperlukan. Burayak diskus dapat dibiarkan bersama induknya sampai berumur 14-20 hari. Setelah empat hari bersamaan dengan habisnya kuning telur biasanya anak-anak diskus sudah kuat untuk berpindah tempat. Mereka akan berkeliling secara bergerombol ditemani induknya. Untuk pakannya disediakan oleh induknya yang berupa lendir yang keluar dari dalam tubuh induknya. Lendir di sekujur tubuh diskus akan menebal, lendir inilah yang merupakan makanan bergizi tinggi.
Pustaka
Indarta D. 2002. Memelihara dan Membudidayakan Diskus unggul. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Susanto Heru. 2000. Diskus. Penebar Swadaya. Jakarta
Bisa gak burayak hidup tanpa pengasuh ,soalnya setelah menetas dimakan sama induknya.terima kasih
BalasHapusAne punya permasalahan yaitu anak selalu dimakan oleh induknya gimana ya?
BalasHapus