Cari Blog Ini

Rabu, 06 Oktober 2010

PEMBENIHAN IKAN FRONTOSA


PENDAHULUAN


              Ikan frontosa (Cyphotilapia frontosa) merupakan salah satu jenis ikan siklid yang banyak diminati pasar ekspor. Ini terbukti dari permintaan pasar ekspor yang terus meningkat dan cenderung tidak mampu dipenuhi para peternak lokal. Salah satu sebabnya adalah terbatasnya produksi frontosa akibat masih sedikitnya peternak yang membudidayakannya.
              Pengetahuan tentang teknik pembenihan ikan hias ekspor ini perlu diketahui dengan mengetahui berbagai aspek yang berhubungan dengan pembenihannya untuk menjawab kebutuhan akan permintaan para hobbies dalam dan luar negeri.

KLASIFIKASI DAN MORFOLOGI


              Ikan frontosa mempunyai tubuh mirip seperti ikan mujair, yaitu badan agak memanjang, kepalanya nongnong, baik pada jantan maupun betina. Ciri khas frontosa yang tidak dimiliki oleh jenis ikan lain adalah corak tubuhnya bergaris vertikal dengan warna hitam putih maupun biru tua, putih berselang-seling. Warna dan corak frontosa bervariasi, tergantung varian jenis atau geografi (tempat asal).
             

              Adapun klasifikasi frontosa menurut Eschmeyer (2002) sebagai berikut :
Filum                     : Chordata    
Kelas                     : Actinopterygii        
Ordo                      : Perciformes
Famili                    : Cichlidae
Sub famili             : Pseudocrenilabrinae
Genus                   : Cyphotilapia
Spesies                : Cyphotilapia frontosa
Nama dagang     : Frontosa






Gambar 1. Ikan Frontosa

MENGENAL INDUK IKAN FRONTOSA


              Dalam pembenihan frontosa, penentuan jenis kelamin perlu diperhatikan. Penentuan jenis kelamin frontosa cukup sulit, terutama bagi mereka yang belum pernah memeliharanya. Frontosa merupakan hewan monomorphic, yaitu hewan yang tidak memiliki perbedaan atau sangat sedikit perbedaan antara jantan dan betina.
              Frontosa jantan dan betina dapat dibedakan berdasarkan tampilan fisiknya (Eko Budi, 2004).  Frontosa jantan biasanya bernongnong lebih besar dibandingkan dengan betina. Panjang tubuh jantan dapat mencapai 35 cm, sedangkan betina hanya 25 cm. Namum demikian, karakteristik tersebut bukan merupakan jaminan mutlak untuk membedakan jenis kelamin karena ada juga betina yang bernongnong besar dengan panjang tubuh seperti frontosa jantan.
              Beberapa indikator penentuan jenis kelamin frontosa dapat dilakukan bila ikan telah berukuran sekitar 7,5 cm dengan melihat ciri-ciri sebagai berikut :

1.    Nongnong
Nongnong frontosa hampir selalu ada dan ukurannya bervariasi, terutama pada ikan jantan biasa. Namun, tidak ada jaminan bahwa frontosa betina tidak bernongnong. Pada beberapa kasus, ada frontosa betina juga bernongnong. Nongnong pada frontosa akan semakin besar setelah ikan berumur 2-3 tahun. 

2.    Venting
Venting adalah melihat alat kelamin ikan. Cara ini lenih tepat dilakukan pada ikan yang sudah dewasa atau minimal ukuran ikan 10 cm. Setiap ikan mempunyai dua lubang. Lubang bagian atas adalah anus, sedangkan lubang bagian bawah adalah alat kelamin. Jika pada alat kelamin terdapat vent lebih membulat, berarti ikan tersebut berjenis kelamin betina. Sementara jika vent berbentuk trianguler atau lancip maka dipastikan ikan tersebut jantan.
      Kedua indikator pembeda induk jantan dan betina pada ikan frontosa dapat dilihat pada gambar berikut :
 



                 





Gambar 2. Perbedaan Ikan Frontosa Jantan dan Betina


KEGIATAN PEMBENIHAN

1.  Persiapan Sarana Pembenihan


            Dalam usaha pembenihan Frontosa, sarana yang dibutuhkan meliputi bak pengendapan air, kolam pembenihan, dan akuarium pemeliharaan benih (sarana utama) serta alat ukur pH, kesadahan, thermometer, dan heater (sarana pendukung).
            Kolam pembenihan Frontosa berupa bak semen berukuran 4m x 2m x 0,6m atau juga dapat digunakan bak fiberglass.  Bak atau kolam pembenihan Frontosa  sebaiknya berbentuk persegiempat.  Sementara jumlahnya disesuaikan dengan jumlah induk yang ingin dipelihara.

2.  Pengadaan dan Pemilihan Induk


            Untuk pembenihan, sebaiknya dipilih indukan frontosa yang berkualitas. Frontosa yang sudah matang gonad berusia 3-4 tahun Calon indukan yang dimaksud adalah calon induk yang tidak cacat secara fisik. Selain itu, dipih juga induk yang berukuran besar dan bernongnong besar diantara yang lain. 

3.  Perawatan Induk Sebelum Pemijahan

            Jumlah calon induk yang dipelihara yaitu 13-16 ekor ikan berukuran 20-30 cm dengan perbandingan 2 ekor jantan dan 12-15 ekor betina.  Selama dalam kolam, induk diberi pakan alami atau pellet sebanyak tiga kali sehari, yaitu pada pukul 06.00, 12.00, dan 16.00.  Pelet yang baik untuk induk Frontosa adalah pellet yang komposisi proteinnya mendukung untuk berhasilnya proses pemijahan berupa Tetra Cichlid dan Tetra Spirulina Flake.

4.  Proses Pemijahan

              Proses pemijahan akan terjadi jika kondisi atau kualitas air yang diinginkan oleh calon induk sesuai.  Induk akan memijah pada kondisi pH air 8-9, suhu 26-28o C, kesadahan  9-12 0dH, dan kandungan amoniak dibawah 0, 5  ppm. 
            Jumlah sel telur yang berhasil dibuahi oleh induk jantan bervariasi, yaitu antara 10-80 telur, tergantung umr dan besar tubuh induk ikan betina.  Setelah terjadi pembuahan,  yaitu sekitar 20 menit kemudian, induk betina akan mengambil telur tersebut dan dimasukkan ke dalam rongga buccal  di mulutnya (Moutbrooder) untuk dierami.  Oleh karena itu, dalam pembenihan Frontosa tidak diperlukan substrat untuk meletakkan telurnya.

5.  Penetasan Telur

            Secara alami telur akan dierami hingga menetas di dalam mulut induk betina selama 30 hari.  Pengambilan larva harus dilakukan secara hati-hati.  Usahakan induk tidak berontak dan tidak memuntahkan larva yang ada di dalam mulutntya.  Setelah ikan tidak berontak, mulut ikan dibuka dengan menggunakan pinset secara hati-hati, lalu larva dikeluarkan secara perlahan.

6.  Perawatan Larva

              Larva yang baru dipanen dipelihara dalam akuarium ukuran 40 cm x 25 cm x 25 cm. Padat penebaran sekitar 40 – 80 ekor larva. Pemeliharaan larva frontosa harus memperhatikan aspek kualitas air, yaitu suhu air dipertahankan antara 26-280C, pH air sekitar 8-9, dan kekerasan    9-12odH.
              Pada saat larva berumur satu minggu, larva belum perlu diberi pakan karena masih terdapat cadangan makanan (yolk) pada kantong perutnya. Setelah cadangan makanan dikantong perutnya habis, larva sudah dapat diberi pakan berupa kutu air. Pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari.

7.  Pemanenan Benih

              Benih frontosa sudah bisa dipanen pada umur 2 bulan atau setelah berukuran 2,5cm. Pemanenan benih pada umur tesebut dimaksudkan untuk memenuhi permintaan pasar lokal. Namun, untuk memenuhi permintaan ekspor baru bisa dipanen setelah umur 5 bulan atau telah berukuran sekitar 5cm. Setiap induk Frontosa yang memijah biasanya mampu menghasilkan 40-80 ekor benih/pemijahan dengan tingkat kelangsungan hidup (SR) sebesar  80 %.

DAFTAR PUSTAKA


Budi, Eko. 2004. Frontosa Ikan Hias Unggulan Ekspor. Penebar Swadaya. Jakarta.

http://www.frontosa.com