Cari Blog Ini

Minggu, 29 Agustus 2010

Teknologi Pembenihan Ikan Golden Trevally atau Ikan Kue

Gnathanodon speciosus, dikenal dengan nama Golden Trevally atau Ikan Kue, ikan ini dapat digunakan sebagai ikan hias dengan nama ikan pidana kuning. Ikan ini berpeluang sebagai spesies kandidat yang dapat dikembangkan dalam usaha budidaya. Ikan ini biasanya hidup pada perairan pantai yang dangkal, karang dan batu karang, termasuk spesies benthopelagic. Ikan ini dapat hidup pada kedalaman 12 m dan sering ditemukan pada laut tropis dan sub tropis. Ikan kue memiliki warna yang kontras keemasan dan bergaris-garis hitam. Termasuk famili dari ikan Carangidae. Benih ikan dapat mencapai juvenil pada umur 30 - 35 hari dan pertumbuhannya relatif cepat. Dalam upaya mendukung usaha pengembangan budidaya ikan hias laut secara berkelanjutan dan ramah lingkungan, maka masih diperlukan riset dan pengembangan teknologi perbenihan dan pembesaran. Produksi masal benih ikan Pidana Kuning atau Golden Trevally (Gnathanodon speciosus, Forsskall) untuk komersialisasi sebagai ikan hias laut dapat dilakukan secara berkelanjutan.

Sumber Induk

Induk Golden Trevally merupakan hasil tangkapan dari alam dengan menggunakan alat tangkap jaring dan pancing di perairan daerah Jawa Timur dan Bali. Setelah tertangkap induk tersebut ditampung dan dipelihara di Karamba Jaring Apung (KJA) selama 10 - 15 hari sampai induk sehat dan mau makan kemudian diangkut dan dipelihara dalam tangki.

Pemeliharaan Induk
Induk ikan dipelihara dengan menggunakan dua bak beton berbentuk bulat dengan warna biru volume 30 - 50 ton. Ikan dipelihara dengan sistim resirkulasi dengan jumlah pergantian air sekitar 200 - 300%/hari. Pakan yang diberikan berupa pakan segar henis ikan dan cumi segar dicampur dengan vitamin mix sekitar 5 - 10 g/kg. Jumlah pakan yang diberikan 3 - 5% biomass per hari diberikan pada pagi dan sore. Untuk menjaga agar ketersediaan oksigen yang optimum dalam air, setiap bak dilengkapi dengan 3 - 4 buah saluran aerasi.
Dari hasil pemeliharaan sekitar 20 ekor calon induk ikan sudah dapat dipelihara dan dilakukan pengamatan terhadap perkembangan gonad untuk mengatahui induk jantan dan bentina. Gonad induk ikan sudah berkembang dan memijah sebanyak 68 kali, menghasilkan telur yang dibuahi sebanyak 6.880.000 butir. Pemijahan alami ikan terjadi setiap bulan pada pukul 17.00 - 19.00 WITA dan sekitar (2 - 17 jam kemudian telur akan menetas).
Persiapan Bak
Tahap awal yang harus dilakukan adalah mempersiapkan bak yang akan digunakan untuk pemeliharaan larva. Bak yang digunakan berbentuk bulat atau persegi terbuat dari fiber glass atau beton dengan volume 1 - 8 ton. Sebelumnya bak dicuci dengan bersih dari kotoran - kotoran untuk menghilangkan hama dan penyakit. Pencucian dilakukan dengan menyikat dinding dan dasar bak, dan membilas dengan larutan chlorine hingga merata. Setelah kering diisi air laut dan disaring dengan menggunakan filter bag atau sand filter sampai mencapai ketinggian 75 cm.
Pemeliharaan Larva
Dalam pemeliharaan larva ikan kue, pakan alami yang diberikan adalah plankton jenis Nannochloropsis, Rotifera, naupli artemia dan udang mysid serta pakan buatan. Pemberian naupli artemia dilakukan pada umur 8 hari sampai umur 20 hari, kemudian sebagai pakan tambahan diberi pakan buatan pada umur 15 hari sampai umur 40 hari. Pergantian air dilakukan pada larva umur 10 hari sebanyak 20%, kemudian meningkat hingga 50 - 80%. Setelah umur 30 hari pemeliharaan dapat dilakukan dengan cara air mengalir atau sirkulasi. Penyiponan dasar bak dilakukan pada saat larva umur 12 hari, kemudian dilakukan setiap 2 hari sekali. setelah umur 35 hari larva ikan kue mencapai ukuran 3 - 4 cm dapat dilakukan panen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar