Cari Blog Ini

Minggu, 29 Agustus 2010

Mengenal Potensi Udang Galah

Udang Galah(Macrobrachium Rosenbergii de Man) atau dikenal juga sebagai Giant Freshwater Shrimp merupakan salah satu jenis Crustacea, dari famili Palaemonidae yang mempunyai ukuran terbesar dibandingkan dengan udang air tawar lainnya.
Badan udang terdiri atas 3 bagian : kepala dan dada (Cephalothorax), badan (Abdomen) serta ekor (Uropoda).
Cephalothorax dibungkus oleh kulit keras, di bagian depan kepala terdapat tonjolan karapas yang bergerigi disebut rostrum pada bagian atas sebanyak 11-13 buah dan bagian bawah 8-14 buah.
Udang galah hidup pada dua habitat, pada stadia larva hidup di air payau dan kembali ke air tawar pada stadia juvenil hingga dewasa. Pada stadia larva perubahan metamorfose terjadi sebanyak 11 kali dan berlangsung selama 30-35 hari.
Jenis Udang ini bersifat omnivora, cenderung aktif pada malam hari. Komoditas ini diklaim oleh berbagai negara sebagai fauna asli, antara lain oleh India dan Indonesia.
Di Indonesia, udang galah dapat ditemukan di berbagai wilayah dan masing-masing memiliki varietas dengan ciri tersendiri. Misalnya, dari Sumatera dan Kalimantan memiliki ukuran kepala besar, capit panjang, dan berwarna hijau kuning, dari Jambi memiliki ukuran kepala lebih kecil, capit kecil dan berwarna keemasan.
Peluang pasar udang galah masih terbuka luas baik di dalam maupun di luar negeri. Untuk pasar lokal, permintaan datang terutama dari wilayah yang banyak dikunjungi turis seperti Bali, Jakarta, Batam, dan Surabaya.
Sementara pasar udang ini di luar negeri telah terbentuk di Jepang, Korea, Singapura, Amerika Serikat, Kanada, Skotlandia, Inggris, Belanda, Selandia Baru, dan Australia dengan pasokan utama datang dari Thailand, Cina dan India. Ukurannya mulai 100 gr s.d. 200 gr per ekor. Bahkan udang yang tertangkap di perairan umum dapat mencapai 300 gr per ekor.
Udang galah dapat dipelihara di kolam-kolam oleh para pembudidaya udang, baik secara polikultur maupun monokultur dengan biaya yang cukup rendah sehingga dapat meningkatkan penghasilan pembudidaya.
Sistem pemeliharaan tunggal (monkulter).
Pada pemerilhaarann udang galah secar tunggal, kolam yang dipergunakan sebaiknya berukuran lebih dari 500 M2 dan kedalaman air minimal 1,0 M. Dasar kolam pemeliharaan adalah tanah yang sedikit berpasir, sedangkan pematang kolah dapat berupa tanah atau tembokan semen.
Air yang digunakan untuk pemeliharaan ini harus bebas polusi, baik yang berasal dari limbah produksi, pabrik pertanian maupun rumah tangga. Debit air yang diperlukan adalah 1 - 5 liter per detik untuk luasan 1000 m2.
Sistem pemeliharaan campuran (polikultur)
Pemeliharaan udang galah dengan system polikultur banyak dilakukan oleh pembudidaya. Kombinasi yang dianjurkan adalah dengan ikanikan jenis herbivore (pemakan tumbuhan) seperti tawes, gras crap dan gurami.
Perlakuan kolam untuk pemeliharaan campuan tersebut hamper sama dengan yang dilakukan untuk pemeliharaan tunggal. Diperlukan air yang mengalir secar tetap dan pemupukan dengan kadar lebih tinggi dari 100-250 gram/m2 ditambah makan buatan (pellet).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar