A. PENDAHULUAN
Sampai sekarang ini belut masih jarang dibudidayakan secara komersial. Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, tangkapan dari alam masih menjadi andalan. Kalaupun ada yang membudidayakannya, masih dalam skala rumah tangga. Padahal, permintaan pasar terhadap belut sangat besar. Contohnya, Singapura setiap bulannya membutuhkan sekitar 50 ton belut, Malaysia meminta jumlah yang sama, Taiwan dan Jepang masing-masing memesan 100 ton.
Di berbagai daerah lainnya, belut menjadi salah satu bahan pakan yang disukai masyarakat. Selain enak dan gurih rasanya, daging belut juga dapat membantu pemenuhan gizi keluarga. Sesuai dengan program pemerintah dalam rangka mencerdaskan bangsa dan memerangi kemiskinan, beternak belut adalah sebuah upaya yang perlu digalakkkan untuk menunjang maksud tersebut.
Bahkan dalam forum international pun belut merupakan sumber protein hewani yang dianjurkan . Berikut ini perbandingan kandungan Gizi Belut dibanding dengan sumber gizi lain seperti telur dan daging sapi.
No. | Zat Gizi | Belut | Telur | Daging sapi |
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 | Kalori Protein Lemak Karbohidrat Fospor Kalsium Zat Besi Vitamin A Vitamin B1 Vitamin C A i r | 303 14,0 gr 27,0 gr 0,0 gr 200 gr 20 mg 20 mg 1.600 SI 0,10 mg 2,0 mg 58 gr | 162 12,8 gr 11,5 gr 0,7 gr 180 gr 54 mg 2,7 mg 900 SI 0,10 mg 0,0 mg 74,0 gr | 207 18,8 gr 14,0 gr 0,0 gr 170 gr 11 mg 2,8 mg 30 SI 0,08 mg 0,0 mg 66 gr |
Dalam forum internasional belut dianjurkan sebagai sumber gizi ikan yang pernah dipromosikan pemasarannya dalam “ Kongres Gizi Asia III “ di Hotel Indonesia Jakarta pada tanggal 7 – 10 Oktober 1980.
Naiknya permintaan belut akhir-akhir ini banyak dipengaruhi oleh banyaknya orang yang mengkonsumsi belut sebagai lauk utama yang lezat dan gurih serta berprotein tinggi. Hal ini mengakibatkan kebutuhan belut setiap harinya bisa mencapai ratusan kg. Ditambah dengan kebutuhan untuk ekspor, jumlah populasi belut yang ada baru bisa memenuhi 5% dari total kebutuhan.
Negara importir belut dari Indonesia sekarang adalah Hong Kong, Jepang, Prancis, Korea, Belanda dan Australia. Pasar Jepang membutuhkan banyak sekali pasokan belut karena di negara ini ada hari makan belut setiap minggunya.
Dengan memperhatikan kebutuhan belut yang sangat banyak dan harga yang cukup menggiurkan misalnya di pasar Ciroyom Bandung harga belut mencapai Rp.12.000/kg dan untuk bibit mencapai harga Rp.100-1.000/ekor. Melihat hal ini bukan tidak mungkin belut akan makin diminati untuk dibudidayakan. Bahkan jumlah kebutuhannya pun akan terus meningkat dari tahun ke tahun.
B. MORFOLOGI DAN KLASIFIKASI BELUT
Walaupun tidak memiliki kaki, belut merupakan binatang melata yang termasuk bangsa ikan dan bukan jenis ular sebagaimana angapan orang yang enggan mengkonsumsinya. Hewan air ini merupakan ikan darat yang tidak bersirip. Bentuk badannya bulat panjang dan berlendir banyak sehingga tidak mudah ditangkap kecuali oleh mereka yang sudah mengetahui bagaimana cara menangkapnya.
Belut memiliki mata kecil dan sipit, bermulut kecil bagai lipatan kulit, serta bergigi halus dan runcing. Belut berjalan dengan mengesotkan badan secara berlenggak-lenggok dengan cepat.
Adapun klasifikasi dari belut adalah :
Class : Pisces
Sub Class : Teleoski
Ordo : Syunbrnchoidae
Famili : Syubranchidae
Genus : Fluta
Spesies : Fluta alba
C. KEBIASAAN HIDUP BELUT
Belut mampu hidup dilumpur dan di air keruh. Kemampuan ini didapat karena belut memiliki alat pernapasan tambahan berupa kulit tipis berlindir yang terdapat di rongga mulutnya. Alat ini berfungsi menghirup oksigen langsung dari udara. Sementara itu, insangnya mengisap oksigen dari dalam air. Kebiasaan menghirup langsung dari udara tampak ketika belut menyembul dari liang tempat tinggalnya.
Secara alamiah, belut memakan berbagai jenis binatang kecil yang hidup atau terjatuh ke dalam air, seperti serangga, siput, cacing, anak katak, dan anak ikan. Jadi, belut termasuk hewan karnivora (pemakan daging). Untuk belut yang masih kecil biasanya memakan zooplankton yang halus, seperti protozoa, mikrocrustacea dan invertebrata mikroskopik.
Dalam menangkap hewan yang akan dimangsanya, belut akan melakukan tipu daya dengan cara memasang perangkap berupa lubang tanah berlumpur yang digali di tepi perairan ataupun dipinggir sawah. Lubang ini berdiameter 5 cm. Awalnya lubang ini tegak lurus, lalu membelok datar. Dari sinilah belut menangkap mangsanya yang lewat.
Dilihat dari sisi alat kelamin, belut memperlihatkan daya tarik tersendiri. Belut tergolong hewan yang bisa mengalami pergantian alat kelamin, dari betina berubah menjadi jantan. Ketika muda alat kelamin belut adalah betina. Setelah dewasa (biasanya setelah berumur sembilan bulan) berubah menjadi jantan. Belut betina berwarna lebih cerah atau lebih muda, hijau muda pada punggung dan putih kuning pada perut. Belut jantan berwarna abu-abu gelap. Badannya lebih panjang dengan kepala lebih tumpul.
D. PERKEMBANGBIAKAN BELUT
Adapun ciri-ciri induk belut yang baik adalah sebagai berikut :
Ciri-ciri induk jantan yang baik
§ Berukuran panjang lebih dari 40 cm
§ Warna permukaan kulit lebih gelap atau abu-abu
§ Bentuk kepala tumpul
§ Usianya di atas sepuluh bulan
§ Ukuran kepala lebih besar
§ Sisi perut kasar dan tidak bening
Ciri-ciri induk betina yang baik
§ Berukuran panjang antara 20-30 cm
§ Warna permukaan kulit lebih cerah atau lebih muda
§ Bentuk kepala runcing dan lebih kecil
§ Warna punggung hijau muda dan warna perut putih kekuningan
§ Usianya di bawah sembilan bulan
Cara berkembang biak
Secara alami, belut berkembang biak satu tahun sekali dengan masa perkawinan yang sangat panjang, yaitu permulaan musim hujan sampai permulaan musim kemarau (lima bulan). Perkawinan belut biasanya terjadi pada malam hari di bawah suhu 280C.
Pada musim kawin, belut jantan tampak berbondong-bondong ke perairan dangkal membuat lubang untuk kawin. Lubang ini berbentuk U. Belut jantan akan membuat gelembung-gelembung di permukaan air lubang ini. Gelembung ini digunakan untuk menarik perhatian lawan jenis untuk datang ke lubang.
Setelah betina yang dinanti tiba, pasangan ini akan bercumbu sebelum perkawinan berlangsung. Ketika kawin, telur dari betina dikeluarkan disekitar lubang dibawah busa yang mengapung pada permukaan air. Seekor induk betina dapat bertelur 50-400 butir.
Telur yang sudah dibuahi dicakup belut jantan untuk disemburkan dan diamankan di dalam lubang persembunyian. Kemudian belut betina akan segera meninggalkan lubang karena belut jantan menjadi sangat pemberang ketika menjaga telur-telurnya.
Telur-telur belut di alam bebas akan menetas 9-10 hari setelah dibuahi pada air dengan suhu 28-320C. Biasanya larva yang diperoleh dari hasil pemijahan adalah 100-200 ekor (SR=25-50%). Anak-anak yang menetas untuk sementara diasuh oleh induk jantan. Setelah berumur 15 hari anak-anak belut sudah bisa berenang sendiri meninggalkan sarang penetasan. Mereka sudah mampu menggali lubang dan mencari pakan sendiri di tempat lain.
E. PEMBENIHAN BELUT
1. Persiapan wadah
Dalam budidaya belut setidaknya harus tersedia empat jenis kolam, yaitu kolam penampungan induk, kolam pemijahan, kolam pendederan, dan kolam pembesaran. Ukuran keempat jenis kolam di atas tidak sama dan diberi media pemeliharaan. Berikut ini ukuran setiap jenis kolam.
§ Kolam penampungan induk, minimal berukuran 125 cm x 125 cm dengan kedalaman 80 cm
§ Kolam pemijahan, berukuran 250 x 250 cm dengan kedalaman 100 cm.
§ Kolam pendederan, berukuran 500 x 500 cm dengan kedalaman 100 cm
§ Kolam pembesaran, berukuran 500 x 500 cm dengan kedalaman 120 cm.
Sebelum air dimasukkan, saluran pemasukan air diamankan terlebih dahulu dengan diberi saringan kawat kasa untuk menghindari minggatnya belut dari kolam. Kolam berwujud seperti sawah.
2. Seleksi induk
Induk yang akan dipijahkan di dalam kolam sebaiknya telah memenuhi syarat ukuran badan. Induk betina memiliki panjang dibawah 30 cm, dan induk jantan sekitar 40 cm. Pada ukuran tersebut biasanya induk sudah siap kawin. Perbandingan induk di dalam kolam adalah 1 induk jantan dan 2 induk betina untuk tiap 1 m2 kolam
3. Pemeriksaan setelah berpijah
Setelah induk dimasukkan dalam kolam pemijahan, kolam harus ditutup dengan anyaman bambu untuk menciptakan suasana dingin dan gelap, sebagaimana habitat alami belut.
Pakan untuk induk berupa 0,5 kg dedak halus dicampur 100 gram konsentrat untuk lele. Pakan itu ditabur setiap sore secara merata di atas permukaan lumpur kolam atau ditaruh dalam jaring yang ditaruh pada setiap sudut kolam.
Selama proses pemijahan, air harus tetap mengalir walau secara perlahan-lahan. Ketinggian air sekitar 5 cm di atas permukaan lumpur. Setiap hari kolam harus diperiksa. Kalau sudah mulai terlihat gelembung-gelembung busa, tandanya belut sudah membuat lubang untuk perkawinan. Selanjutnya setiap gelembung busa diberi tanda dengan menancapkan bambu guna memudahkan penangkapan benih hasil perkawinan.
Busa tersebut akan tetap terlihat sampai 10 hari kemudian, setelah itu akan menghilang. Hilangnya busa menunjukkan kalau perkawinan sudah selesai berlangsung.
4. Penetasan telur
Menetasnya telur belut tinggal menunggu waktu saja. Biasanya sepuluh hari telur sudah menetas. Sebelum menetas peternak belut harus mengawasinya dengan baik. Setelah anak-anak belut berumur 5-8 hari atau panjangnya antara 1,5-2,5 cm, sebaiknya segera diambil. Pada umur ini benih belut belum mampu menyebar ke berbagai penjuru untuk menggali lubang. Benih belut masih berkumpul di lubang sarang ayahnya.
Daftar Pustaka
Sundoro, S. 2005. ”Belut Budidaya dan Pemanfaatannya”, Agromedia Pustaka : Jakarta
Sarwono, B. 2005. ”Budidaya Belut dan Sidat”, Penebar swadaya : Jakarta
Pak larva belut atau anakan belut yng sudah menetas apakah harus di pindahkan langsung atau di biarkan dlu beberapa hari dgn indukan nya
BalasHapusMohon bantuan nya pak
Dimana saya bisa belajar langsung tentang budidaya belut
BalasHapusNih sy sdang serius belajar cara. Pelihara belut
BalasHapusMinimal satu kolam berukuran 100 x 100 berapa ekor kita isi bibitnya ya pak mhn pencerahannya TKS��
BalasHapusPak kalau pakai media ember brkas cat , bisa apa enggak?
BalasHapus