Cari Blog Ini

Sabtu, 25 September 2010

PEMBENIHAN BELUT RAWA (Synbranchus bengalensis)

I.          PENDAHULUAN

Belut rawa (Synbranchus bengalensis) merupakan salah satu jenis dari dua jenis belut  yang umum yaitu belut rawa dan belut sawah (Monopterus albus). Belut merupakan hewan melata tanpa kaki dari bangsa ikan bukan dari bangsa ular. Mungkin karena banyak masyarakat menganggap belut dari bangsa ular merupakan sebab utama masyarakat enggan mengkonsumsi belut.
Pada negara seperti Jepang, Italia, Jerman, Selandia Baru, Belanda, USA, Inggris, RRC, Hongkong, Korea dan banyak negara lainnya belut merupakan menu istimewa dan banyak terdapat di restoran kelas atas. Terbukti bahwa Negara-negara tersebut menjadi negara konsumen belut terbesar di dunia, bahkan Jepang per minggunya mengkonsumsi 1.000 ton belut. Sedangkan dari Negara Jepang sendiri baru terpenuhi sebesar 100 ton dan impor dari Taiwan dan RRC sebanyak 200 ton, jadi untuk pasar Jepang saja masih memiliki peluang sebanyak 700 ton belut per minggunya.
Akhir-akhir ini permintaan terhadap belut memang meningkat tajam karena banyaknya orang yang mengkonsumsi belut sebagai lauk utama dan gurih serta berprotein tinggi. Namun hal tersebut tidak disertai dengan produksi yang mencukupi, baik untuk pasar lokal maupun pasar internasional, bahkan jumlah produksi belut yang ada pada saat ini hanya mencukupi 5% dari kebutuhan.
Untuk itu perlu suatu usaha budidaya yang nantinya dapat menjawab semua tantangan pasar tersebut. Permintaan belut yang terus meningkat dari tahun ke tahun dan harga belut yang cukup menggiurkan bukan tidak mungkin belut akan diminati untuk dibudidayakan. Usaha budidaya tersebut dapat berupa usaha pembenihan maupun usaha pembesarannya.

II.        MORFOLOGI DAN KLASIFIKASI BELUT RAWA

Hewan air ini merupakan ikan darat yang tidak bersirip.  Bentuk badannya bulat panjang dan berlendir banyak sehingga tidak mudah ditangkap kecuali oleh mereka yang sudah mengetahui bagaimana cara menangkapnya. Belut rawa memiliki tubuh yang ramping dengan perbandingan tinggi badan dan panjang badan 1:30. Belut rawa memiliki jari-jari lunak kecil sebanyak 10 buah. Berbeda dengan belut sawah belut rawa dapat hidup di air payau.
Belut memiliki mata kecil dan sipit, bermulut kecil bagai lipatan kulit, serta bergigi halus dan runcing.  Belut berjalan dengan mengesotkan badan secara berlenggak-lenggok dengan cepat.
Berikut ini adalah klasifikasi dari belut rawa :
Class                           : Pisces
Sub Class                    : Teleoski
Ordo                            : Syunbrnchoidae
Famili                          : Syubranchidae
Genus                         : Synbranchus
Spesies                       : Synbranchus bengalensis

III.       PERKEMBANGBIAKKAN

  1. Ciri-ciri induk jantan yang baik dan siap memijah
1)    Ukuran panjang lebih dari 40 cm
2)    Permukaan kulit bewarna gelap atau abu-abu
3)     Bentuk kepala tumpul
4)     Usianya di atas sepuluh bulan
5)     Ukuran kepala lebih besar
6)     Sisi perut kasar dan tidak bening

  1. Ciri-ciri induk betina yang baik dan siap memijah
1)    Berukuran panjang antara 20-30 cm
2)    Permukaan kulit bewarna lebih cerah atau lebih muda
3)    Bentuk kepala runcing dan lebih kecil
4)    Warna punggung hijau muda dan warna perut putih kekuningan
5)    Usianya di bawah sembilan bulan

  1. Cara berkembang biak
Secara alami, belut berkembang biak satu tahun sekali dengan masa perkawinan yang sangat panjang, yaitu permulaan musim hujan sampai permulaan musim kemarau (lima bulan).  Perkawinan belut biasanya terjadi pada malam hari di bawah suhu 280C.
Pada musim kawin, belut jantan tampak berbondong-bondong ke perairan dangkal membuat lubang untuk kawin.  Lubang ini berbentuk huruf U.  Belut jantan akan membuat gelembung-gelembung di permukaan air lubang ini.  Gelembung ini digunakan untuk menarik perhatian lawan jenis untuk datang ke lubang.
Setelah betina yang dinanti tiba, sepasang induk belut tersebut akan bercumbu untuk melakukan perkawinan.  Ketika kawin, telur dari betina dikeluarkan disekitar lubang di bawah busa yang mengapung pada permukaan air dan induk jantan akan mengeluarkan spermanya untuk membuahi telur tersebut.  Seekor induk betina dapat bertelur 50-400 butir. Telur yang sudah dibuahi dicakup belut jantan untuk disemburkan dan diamankan di dalam lubang persembunyian. Kemudian belut betina akan segera meninggalkan lubang karena belut jantan menjadi sangat pemberang ketika menjaga telur-telurnya.
Jika dalam wadah budidaya, untuk mengetahui apakah induk sudah bertelur maka diadakan pemeriksaan terhadap induk. Jika dipermukaan kolam sudah terdapat gelembung-gelembung busa, berarti pemijahan akan segera dimulai. Agar memudahkan dalam penangkpan benih nantinya, bagian yang berbusa diberi tanda dengan menancapkan bambu atau kayu kecil. Busa ini akan hilang dalam waktu 10 hari. Itu berarti belut telah selesai kawin. Telur-telur yang dihasilkan akan menetas dalam waktu 10 hari kemudian.

  1. Penetasan
            Telur-telur belut di alam bebas dan wadah budidaya akan menetas 9-10 hari setelah dibuahi pada air dengan suhu antara 28-320C.  Anak belut yang menetas untuk sementara diasuh oleh induk jantan. Biasanya, dari 50-400 butir telur yang dibuahi hanya 100-200 diantaranya yang berhasil menetas. Jika di dalam kolam budidaya, telur yang telah berumur 5 hari harus segera dipindahkan dari induknya ke kolam pemeliharaan larva.

  1. Pemeliharaan larva
Selain plankton dan jasad renik hasil pemupukan di kolam, larva belut dapat diberi makanan tambahan berupa kutu air,  jentik nyamuk, udang renik, pelet, atau kuning telur rebus. Udang renik bisa diperoleh dari kolam, genangan air, atau bak pengkulturan. Pelet harus ditumbuk terlebih dahulu sebelum diberikan. Kuning telur harus diremas-remas terlebih dahulu, tujuannya agar larva belut dapat dengan mudah memakannya.
Jumlah pakan yang diberikan untuk larva belut setiap harinya adalah 2% dari berat larva yang dipeihara dan diberikan selama 2 bulan.  Setelah 2 bulan benih tersebut dapat memakan bekicot yang dipotongpotong dan daging lainnya.

Pustaka : Sundoro, Sonson Ir, RM. 2005. Belut ; Budidaya dan Pemanfaatnya. Agromedia Pustaka. Jakarta.



5 komentar:

  1. Pak larva belut yng sudah menetas apakah harus di pindahkan langsung dari indukan atau di biarkan dlu beberapa hari dgn indukan

    BalasHapus
  2. kalau perkawinan di kolam, setelah belut betina mengeluarkan telur, apakah betina tsb langsung di keluarkan dari kolam?

    BalasHapus